Desember 24, 2008

Sudah Menulis Apa Hari Ini?

Menulis banyak macamnya. Bisa menulis cerpen, menulis novel,
menulis artikel, menulis buku, menulis puisi, menulis resensi, menulis
esai, atau bahkan menulis berita dan menulis feature.

Kalau sampai kebingungan mau menulis apa, saya yakin kamu sedang
mengada-ada. Coba deh pilih salah satu jenis tulisan di atas, dan
mulai menulis.

Tanpa perlu banyak cingcong, tulis saja yang ada di pikiranmu. Acuhkan sekitarmu.
Berkonsentrasilah untuk menulis. Kalau perlu di pintu kamarmu, beri tulisan:
SSSSTTTT.... DIAM. SEDANG MENULIS!!!

dengan ukuran font 100 pakai font Arial Black warna merah.

Pasti seisi rumahmu bakal jadi sunyi senyap.
Dan tak akan lagi ceritanya hari tanpa menulis.
Asal jangan ketiduran aja...
Hehe...

Jadi sudah menulis apa hari ini?

Read more...

November 26, 2008

Mau Menulis? Ya Mulai Saja...

Banyak penulis pemula yang mengeluh kesulitan untuk mulai menulis. Apa betul begitu? Saya tegaskan sama sekali tidak! Tak ada yang sulit dilakukan. Termasuk untuk mulai menulis.

Yang Anda butuhkan cuma langsung menulis saja. Mulai menggerakkan pena di atas kertas atau "memainkan" jari-jari lincah Anda di atas keyboard komputer. Ini juga yang dikatakan Simplyeko.

Masih merasa kesulitan mulai menulis? Saya ada beberapa tips yang akan sangat membantu anda.

  • Mulai dari menulis judul. Menulis judul bisa membantu fokus anda dalam menulis. Judul yang anda tuliskandi awal bukan berarti telah final. Tapi nanti di tahap akhir penulisan bisa anda ganti dengan yang lebih baik.
  • Mulai dari apa yang ada di otak Anda. Apa yang sedang Anda pikirkan saat ini? Tuliskan hal itu terlebih dulu. Biarkan keliaran pikiran Anda tersalurkan terlebih dulu. Baru nantinya Anda akan temukan apa yang sebetulnyaingin Anda tulis.
  • Mulai dari ending tulisan. Betul! Menulis tak harus dari awal, tapi Anda bahkan bisa memulainya dari akhirtulisan. Memakai model ini, berarti Anda menggunakan pola pikir terbalik. Jika biasanya dengan cara "normal",Anda diminta menuliskan sebab-sebab suatu hal terlebih dahulu. Tapi dengan cara ini Anda bisa tuliskan akibat-akibat suatu hal terlebih dahulu. Di akhir tulisan bisa juga berupa saran-saran. Atau berisi konklusi tulisan.
Tidak lagi sulit kan mengawali menulis?

Read more...

Oktober 05, 2008

Siapa Jokpin?


Syahdan, di Sukabumi pada 11 Mei 1962 dilahirkan seorang pemuda. Joko Pinurbonamanya, yang kemudian di kemudian hari suka diakronimkan sebagai Jokpin. Di masa kecilnya, konon ia pernah sakit-sakitan. Tak heran kalau saat dewasa tubuhnya kurus atau lebih tepatnya disebut kerempeng.

Saat remaja ia masuk seminari, belajar Kitab dan banyak hal tentang Ketuhanan. Saat itu pula, pemuda berwajah tirus itu berjumpa dengan puisi--yang terimpit dalam tumpukan buku-buku di perpustakaan. Di sana ia mendapati puisi sebagai kekuatan dahsyat yang tak terkira. Yang mampu membuatnya tertegun dan kata-katanya menembus relung-relung sanubarinya. Sejak itu, puisi mendarah daging dalam dirinya. Pada 1987, ia lulus dari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Sanata Dharma Yogyakarta. Sempat mengajar di almamaternya sebentar. Lalu mulai 1992, bekerja di Kelompok Gramedia.

Puisi yang telah jadi darah dagingnya terus memberondongkan karya bermutu. Celana (1999), buku kumpulan puisi pertamanya, memperoleh Hadiah Sastra Lontar 2001; buku puisi ini kemudian terbit dalam bahasa Inggris berjudul Trouser Doll (2002). Sih Award 2001 diterimanya untuk puisi Celana 1-Celana 2-Celana 3.

Masih pada tahun yang sama, ia dinyatakan sebagai Tokoh Sastra Pilihan Tempo 2001. Buku puisinya Di Bawah Kibaran Sarung (2001) mendapat Penghargaan Sastra Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional 2002. Tahun 2005 ia menerima Khatulistiwa Literary Award untuk antologi puisi Kekasihku (2004). Puisi-puisinya yang lain dibukukan dalam Pacarkecilku (2002), Telepon Genggam (2003), Pacar Senja: Seratus Puisi Pilihan (2005), Kepada Cium (2007), dan Celana Pacarkecilku di Bawah Kibaran Sarung: Tiga Kumpulan Puisi (2007). Sebagai penyair jempolan, layak kalau kemudian ia sering diundang baca puisi di berbagai forum sastra, antara lain Festival Sastra Winternachten di Belanda (2002). karyanya juga telah diterjemahkan ke bahasa Jerman.

Sajak-sajaknya merupakan pemberontakan terhadap kemapanan arsitektur puisi kita. Mengobrak-abrik kebiasaan yang dilakukan penyair dalam mengolah kata menjadi puisi. Intinya, puisinya tak biasa! Secara substansi, perbandingan tak langsungnya barangkali seperti yang dulu dilakukan Chairil Anwar saat meneriakkan "Aku" ketika masih riuh ramainya kehidupan komunal dan individualitas sulit diterima.

Namun begitu bukan berarti puisinya kompleks sulit dicerna. Sebaliknya sangat sederhana. Karena bersifat naratif, puisinya lebih mirip cerita. Membuat anak kecil pun bahkan bisa mencerapnya secara mudah.

Read more...

September 06, 2008

Pemberontakan Jokpin

Membaca puisi-puisi Joko Pinurbo seperti merasakan adanya pemberontakan luar biasa yang terjadi. Terhadap model, gaya, dan corak puisi tempo dulu. Joko Pinurbo atau Jokpin telah menghadirkan kebaruan yang mendobrak rezim puisi masa lalu. Lewat puisi pula tentunya.

Bila pada masa sebelumnya, puisi seolah terjebak pada strukturalime yang akut. Puisi diformulakan sebagai barisan kata yang ringkas-padat-bernas. Yang tak boleh tidak harus menjadikannya ibarat "rumus matematika". Bukan dalam substansinya, tapi bentuknya. Puisi Jokpin tidak. Kerap dalam puisinya kata-kata membanjir, membludak. Menganak sungai sampai akhirnya melaut. Mungkin Jokpin ingin merubuhkan marka pemahaman tentang puisi dan prosa yang dipahami banyak orang selama ini. Bahwa puisi itu harus pendek dan dibaca dengan terpatah-patah. Sedang prosa kebalikannya. Itu kesan pertama saya.

Pemberontakan lainnya tampak dalam penyajiannya yang jauh dari tipe kebanyakan puisi yang cenderung "serius". Kesan main-main sangat jelas terlihat dari sebagian besar puisinya. Meski terkesan bermain-main kata, tapi tetap terasa ada satire yang membuncah. Semacam sindiran terhadap hal-hal kecil di keseharian kita. Tentang celana, tentang telepon genggam, tentang tubuh terutama.

Pun semuanya itu disampaikannya dengan jelas. Tanpa keruwetan permenungan yang biasa dilakukan puisi lirik. Namun tetap full meaning.

Puisi Jokpin juga tidak sentimentil. Menghindarkan diri dari kesedihan yang biasa diidap para perasa. Sebaliknya, penuh dengan kerianggembiraan khas anak-anak. Jenaka dan penuh tawa. Meski tentu orang dewasa pun bisa menikmati dengan nikmat. Dengan senyuman kecil kalau sulit terbahak-bahak.

Lepas dari apapun, yang jelas puisi Jokpin menghadirkan rasa fresh dalam kering-kerontang jagad perpuisian tanah air. Menampilkan pemberontakan terhadap kemapanan arsitektur puisi kita kini.

Dan memang tak lepas dari sifat dasar puisi sendiri. Yang kata Nirwan Ahmad Arsuka begini. "Puisi memang punya daya tenung, yang mampu menerobos hati dan benak dengan cara yang bukan penyair hanya bisa memimpikannya."

Read more...

Agustus 20, 2008

Menuliskan Zivanna

Zivanna adalah keindahan yang tak terkira. Wajah cantik. Rambut lembut hitam terurai bak selendang sutra. Pipi montok. Dan…

Sedikit gambaran ini saja saya kira sudah cukup untuk membuat kaum Adam mulai membayangkanmu.

Tapi memang sungguh salut pada bidadari bernama Zivanna Letisha Siregar ini. Pantas pula kalau 15 Agustus lalu, kamu terpilih jadi Puteri Indonesia 2008. Menggantikan Putri Raemawasti.

Tapi kamu bukan perempuan kemarin sore di jagat miss-missan. Tahun 2006, kamu Juara I Elite Model Look 2006. Duta SMA se-Indonesia dalam diskusi internasional di Singapura pernah pula kamu rasakan pada 2005. Lalu kurang apa?

Oh Zivanna… Zivanna…

Sebagai mahasiswa, kamu baru semester 3 di Ekonomi Universitas Indonesia. 16 Februari tahun depan baru umur 20. Soal hobi nggak ada yang aneh. Standar. Dari membaca, nge-gym, menyanyi, browsing internet, menonton film, bermain piano, traveling

Muda, cantik, cerdas, memikat, nggak neko-neko. Apa lagi yang kurang?

Oh Zizi… Zizi… begitu kata orang nama panggilanmu.

Zizi adalah keindahan yang tak terkira. Wajah cantik. Rambut lembut hitam terurai bak selendang sutra. Pipi montok. Dan…

Read more...

Agustus 16, 2008

Menulislah Sekarang!

Waktu tak bisa dibeli. Ia selalu mengalir tanpa bisa dicegah, dihalang-halangi, apalagi ditilang. Waktu selalu maju, tak pernah berhenti sedetikpun.

Seperti aliran air sungai, waktu selalu mengalir. Bergerak tanpa pernah bisa dihentikan. Meski sampah-sampah menghalangi, atau pendangkalan sungai mencoba membelenggu ke-"progresifan"-nya, tapi tak akan pernah bisa. Yang terjadi, justru ia memberontak. Dan akibatnya waktu "membanjir" tak terkendalikan. Membuat anda terbenam.

Menulislah sekarang. Jangan tunda. Biar karya anda lekas selesai. Dan anda tak diolok-olok oleh waktu sebagai penulis yang keterlaluan. Tak berkawan dengan waktu. Suka menghambur-hamburkan waktu.

Read more...

Agustus 11, 2008

Solzhenitsyn, Sastrawan yang Menulis di Tengah Teror

Innalillahi wa inna ilayhi rajiun! Alexander Solzhenitsyn, peraih Nobel Kesusastraan 1970, meninggal dunia akibat serangan jantung pada usia 89 tahun di Moskow pada minggu malam (3 Agustus) pukul 11.45 waktu setempat atau Senin dini hari pukul 02:45 WIB. Solzhenitsyn memenangi Hadiah Nobel Kesusatraan pada 1970 setelah menulis pengalaman mengerikan dalam kamp kerja paksa Sovyet, tempat dia pernah mendekam selama delapan tahun dari 1945.

Karya fenomenalnya "The Gulag Archipelago" pada 1973 melukiskan tahun-tahun penuh teror di bawah pemerintahan diktator Joseph Stalin. Dalam karyanya ini menggunakan ribuan detail dan kasus-kasus individual. Ia diasingkan dari Uni Sovyet pada 13 Februari 1974. Dan baru kembali ke Rusia pada 1994.

Siapa Solzhenitsyn? Solzhenitsyn lahir di Kislovodsk, 11 Desember 1918. Ia lahir tanpa ayah. Ayahnya meninggal enam bulan sebelum ia lahir akibat kekejaman perang. Perang Dunia yang bergolak pada 1914 memaksa ayahnya menjadi pasukan artileri. Dalam sebuah peperangan ayahnya tewas pada sebuah musim panas 1918.

Selanjutnya, Solzhenitsyn dibesarkan oleh ibunya yang bekerja sebagai tukang tulis tangan di Rostov, kota dimana Sholzhenitsyn
menghabiskan masa kecilnya. Dan mulai tahun 1930-an ia mulai mencoba mempublikasikan tulisannya. Sayangnya, usahanya belum berhasil. Tak ada yang sudi menerbitkan karyanya.

Sejak kecil ia memang bercita-cita menjadi penulis. Karena itu pula, selepas SMA, ia berniat melanjutkan studinya di bidang kesusastraan. Tapi di Rostov, tempatnya tinggal, studi tersebut tidak tersedia. Adanya di Moskow. Namun ia enggan meninggalkan ibunya yang mulai sakit-sakitan seorang diri. Alasan lain karena kondisi ekonominya yang pas-pasan.

Oleh sebab itu, ia kemudian kuliah di Jurusan Matematika Universitas Rostov. Ternyata pilihannya tak salah. Ia memang sangat berbakat
dalam soal "hitung-hitungan". Meski begitu, ia tak ingin mencurahkan hidupnya dalam dunia angka. Akan tetapi, justru berkat kemampuan
matematikanya itu, nyawanya kerap terselamatkan. Baik saat di kamp maupun saat pengasingan.

Impiannya menempuh studi sastra akhirnya juga menjadi kenyaatan. Dari 1939 sampai 1941, sambil belajar Matematika di Rostov, ia juga
menempuh studi sastra di Institute Sejarah, Filsafat, dan Sastra di Moskow.

Tahun 1941, beberapa hari sebelum pecahnya perang, ia lulus dari Jurusan Fisika dan Matematika Universitas Rostov. Lalu di permulaan
perang, ia bekerja sebagai kusir kereta kuda selama musim digin 1941-1942. Berkat kemampuan matematikanya, ia kemudian pindah ke Sekolah Artileri. Lalu keluar pada November 1942. Tak lama kemudian, ia masuk ke perusahaan artileri sampai ia kemudian ditangkap pada Februari 1945 di Prussia Timur. Pada awal 1937, saat masih menyandang predikat siswa tahun pertama, ia pernah menulis esai deskriptif berjudul "The Samsonov Disaster" tentang situasi Prussia Timur tahun 1914.

Solzhenitsyn ditangkap karena tulisannya kepada teman sekolahnya yang berisi kritik terhadapa Stalin. Ia menjalani masa hukumannya di beberapa kamp. Pada 1946, sebagai seorang matematikawan, ia dipindahkan ke kelompok riset sains dari MVD-MOB (Ministry of Internal Affairs, Ministry of State Security). Namun dengan tetap berstatus narapidana. Pada 1950. dia dikirm ke kamp yang khusus dihuni para tahanan politik. Di sana ia menjadi buruh tambang, tukang batu, dan buruh pengecoran logam.

Selama masa pembuangannya, ia juga sempat mengajar matematika dan fisika di sekolah dasar. Dan tentunya tetap melakukan aktivitas menulis, meski secara diam-diam.

Read more...

Agustus 02, 2008

Hemingway’s Writing Way

Mari saya tunjukkan bagaimana cara Ernest Hemingway menulis. Anda siap?

1. Gunakan kalimat singkat.
Gaya menulis Hemingway minimalis. Singkat, padat, dan langsung menuju sasaran. Ia bukan tipe penulis yang suka dengan kalimat yang berbunga-bunga. Gayanya ini barangkali dilatarbelakangi profesinya yang sempat menjadi wartawan di Kansas City Star (1917). Tulisan jurnalistik memang bersifat minimalis. Dan mementingkan ekonomi kata.

2. Kalimat pembuka pendek.
Banyak karyanya dimulai dengan kalimat singkat. Kadang tak lebih dari dua kata. Kalimat singkat di awal tulisan berfungsi membetot dan menohok perhatian pembaca.

3. Utamakan kalimat positif.
Kalimat negatif cenderung boros kata. Karena itu ia tak suka memakainya. Alih-alih menuliskan “tidak mahal” misalnya, ia akan lebih memilih memakai kata “murah”.

4. Pakai bahasa yang emosional.
Kalimat yang ditulisnya mengandung unsur emosional. Berasal dari hati atau perasaan. Membuat si pembaca “terhanyut” untuk membacanya sampai titik terakhir.

Simpel kan?

Read more...

Juli 30, 2008

Puthut EA, Cerpenis Terbaik 2008

Selamat Mas Puthut! Meski pengumuman Anugerah Sastra Pena Kencana masih kurang sebulan lagi, tapi saya berani menjagokan karya sampeyan Di Sini Dingin Sekali keluar sebagai pemenangnya.

Berlebihan atau saya sedang kampanye? Tidak sama sekali. Sebelum memutuskan mengirim SMS untuk mendukung karya sampeyan, saya sudah membaca keseluruhan cerpen yang terkumpul dalam buku "20 Cerpen Indonesia Terbaik 2008". Hasilnya, tak ada lain yang paling pantas saya dukung kecuali cerpen sampeyan.

Sebelum sampai ke halaman 157, tempat cerpen anda tinggal, saya sempat menjagokan Tentang Seorang Perempuan yang Mati Tadi Pagi-nya Agus Noor dan Hikayat Kura-Kura Berjanggut karya Azhari. Tapi begitu membaca karya sampeyan, saya tak bisa beranjak ke lain pilihan. Termasuk meski sudah membaca karya Seno Gumira Ajidarma, Cinta di Atas Perahu Cadik.

Apa yang paling saya suka dari cerpen sampeyan? Kesederhanaan. Ya, cerpen sampeyan simpel, mudah dipahami. Alurnya pun mudah dicerna. Bercerita tentang pengamatan seorang anak kelas tiga SD tentang hal-hal di sekitarnya dalam situasi pascagempa. Tentang dirinya, keluarga, dan orang di sekitarnya.

Lucu juga cerpen sampeyan Mas. Meski tak sampai membuat saya terbahak-bahak, tapi setidaknya mampu membuat bibir saya tersenyum. Muatan pesan yang sampeyan sampaikan sungguh menghunjam diri saya. Terlebih sampeyan mengemasnya dengan amat memikat!

Pantas kalau kemudian sampeyan saya tahbiskan sebagai cerpenis terbaik tahun ini. Tahun lalu, www.sriti.com juga menganugerahkan predikat yang sama kepada sampeyan. Lewat jajak pendapatnya, sampeyan jadi yang terbaik. Mengungguli nama lain seperti M Dawam Rahardjo, Gunawan Maryanto, Ratna Indraswari Ibrahim, Eka Kurniawan, dan pesohor cerpen lainnya.

Benarkah pilihan saya? Terlepas apakah nantinya sampeyan betul-betul jadi yang terbaik dalam Pena Kencana 2008, sebagai pribadi dan atas nama blog idemenulis.blogspot.com saya ucapkan selamat pada sampeyan sebagai cerpenis terbaik tahun ini. Saya dan banyak penikmat sastra lainnya pastinya selalu menunggu karya-karya sampeyan berikutnya...

Read more...

Juli 19, 2008

Seperti Main Piano

Ya! Seperti itulah ketika aku menulis. Selalu kubayangkan seperti main piano. Keyboard komputer yang kutekan ibaratnya tuts-tuts piano. Kutekan satu-persatu. Berurutan sesuai kata yang kurangkai.

Tak tahu benar kenapa aku mengibaratkannya seperti main piano. Tapi mungkin karena kesamaan menekan tuts-tuts. Di samping sejak dulu aku ingin bisa main piano. Lebih dari itu, tak ada alasan lain rasanya. Kalau kata para pemusik sih piano itu rajanya alat musik. Karena nadanya yang paling komplit. Bahkan bisa sampai delapan oktaf. Sementara, kata (baca: bahasa) kupikir juga medium yang paling sempurna untuk menyalurkan ide, gagasan, atau hasrat kita.

Dan memang tak sepenuhnya seperti main piano, sebab tak ada partitur yang kujadikan panduan menggerakkan tuts. Pedomanku lebih ke tempo lagu yang tengah kuputar. Bila tempo lambat, gerak jari-jemariku di atas keyboard ikut melambat. Sebaliknya, bila cepat, kalimat yang kurangkai bisa sampai dua-tiga paragraf setiap menit.

Bukan jumlah yang banyak memang. Karena aku sering lebih mementingkan keutuhan makna kalimat yang kutulis. Tak ada ambigu apalagi wagu makna. Aku tak ingin pembaca menjadi salah tangkap apa yang kumaksud.

Saking mementingkan keutuhan makna, aku sering mengambil jeda. Bukan untuk ambil nafas, tapi bertanya kepada kawan yang lebih paham atau membolak-balik kamus dan buku untuk mericek kata atau istilah yang kutulis. Karena itu aku sangat mementingkan pusat data. Selain perpustakaan pribadi, file-file penting juga kusimpan rapi dalam komputer agar mudah dicari saat kubutuhkan.

Kembali ke soal piano tadi, saat menulis aku sering bayangkan diriku seperti seorang pianist. Bisa yang tengah asyik bermain piano sendiri atau tengah mengadakan pertunjukan dengan disaksikan ribuan orang.

Walau disaksikan ribuan orang, aku tak gemetar—meski sifat asliku pemalu—juga tak khawatir ditertawakan orang. Yang aku rasakan cuma berkonsentrasi pada apa yang kutulis. Aku ingin memberikan pertunjukan terbaik bagi mereka. Yang membuat mereka merasa mendapat “sesuatu” dari apa yang kutulis.

Karena itu, aku seperti menyatu dengan apa yang tengah kutulis. Bukan, bukan kesetanan... Mungkin lebih tepatnya aku tengah trance. Aku ikuti saja irama pikiran dan jiwa yang kemudian diterjemahkan oleh jari-jariku dengan menari lincah di atas keyboard. Aku tumpahkan semuanya dalam tulisan. Saat asyik trance, aku bisa tidak memedulikan banyak hal. Termasuk tidur, mandi, makan. Pengecualiannya “ke belakang”, minum kopi, merokok, dan menemui-Nya.

Soal selera musik, sebetulnya aku suka segala jenis musik. Terutama jazz. Nah disitu repotnya. Tempo jazz yang lebih lambat, kadang membuat jari-jariku bergerak lambat. Sementara, tuntutan deadline memaksa tulisan cepat rampung. Kusiasati saja dengan memutar lagu bertempo cepat. Lagu-lagu yang memacu adrenalin seperti R and B biasanya yang kupilih. Itu serasa membuatku main piano di tempat clubbing dan jari-jariku ikut dugem.

Namun, musik jazz tetap menjadi kesukaannku. Terutama ketika tengah malam. Di situasi hening, jenis musik ini mampu membuatku tenang dan berpikir lebih jernih. Selain juga tak mengganggu waktu istirahat tetangga kiri-kanan.
Kalau dangdut, ehmm aku jarang setel. Bukan soal kampungan atau musik kelas bawah. Tapi irama gendangnya seperti menendang-nendang kepalaku, membuat sulit berkonsentrasi. Sehingga tak jadi mengetik dan malah bergoyang sungguhan.

Masih mending bila rock. Drum yang menjadi komando ketukannya masih bisa diterima hati. Apalagi jika liriknya bagus. Kadang bisa memunculkan inspirasi baru untuk tulisan.

Oh ya, dalam menulis, struktur atau komposisi tulisan kuberi banyak perhatian. Sebab, tulisan yang baik itu menurutku adalah yang serasi. Awalan, isi, dan penutup saling bertaut. Padu padan antar-kata atau antar-kalimat enak dibaca, tidak membosankan, dan meaningful. Sehingga membuat pembaca rela menyimak sampai titik terakhir. Seperti pertunjukan piano juga, ketika tuts terakhir ditekan, semua penonton berdiri dan memberi standing applause.

Plok...plok...plok...

Read more...

Juli 17, 2008

Mari Bangkit Menulis!

Seberapa besar minat kepenulisan di negeri ini? Seberapa besar bila dibandingkan dengan nafsu konsumtif-kapitalistik yang menjangkiti kehidupan masyarakat kita?

Saya kaget bin kagum setengah miris saat membaca sebuah koran hari ini. Tahun ini penjualan otomotif di negeri ini mencapai hampir 20 ribu. Volume tersebut naik dua kali lipat dibanding tahun lalu.

Sementara, di dunia perbukuan, tahun 2007, kita baru bisa menghasilkan mencapai 12.000 judul buku. Kalau dirata-rata, setiap tahun, negeri kita ini hanya mampu menghasilkan 10 ribu judul buku, yang 90 persennya merupakan karya terjemahan.

Ada apa ini? Kenapa bisa muncul anomali yang menyedihkan seperti ini? Di tengah krisis ekonomi yang konon belum berlalu plus kenaikan sejumlah harga barang yang didorong naiknya BBM, pasar otomotif tumbuh subur sedang pasar perbukuan tidk makin baik. Kondisi serupa setali tiga uang dengan tumbuhnya mal-mal baru yang pertumbuhannya saya kira lebih cepat dari cendawan malah. Sedang toko buku? Kalaupun mungkin jumlahnya bertambah, tapi pertumbuhannya saya sebut “malu-malu kucing”. Bahkan, yang saya amati, beberapa toko buku malah kolaps.

Ah mungkin tidak relevan membandingkan dunia buku dan otomotif. Sebab keduanya ranah yang berbeda. Tetapi kalau merujuk pada pasar yang sama-sama manusia (baca: masyarakat kita), kondisi ironis bin menyedihkan itu yang bakal terpampang.

Tapi baiklah mari kita bandingkan dalam ranah yang sama. Di Jepang, setiap tahunnya menerbitkan 60.000 judul buku—kita cuma seperenamnya. Secara volume, Jepang setiap tahun mampu memproduksi 715 juta eksemplar. Sedang negeri kita cuma tiga juta eksemplar.

Lagi-lagi kita kalah telak. Mau dibandingkan dengan cara apapun, sekali lagi, situasi menyedihkan seperti di atas yang muncul. Seharusnya, Indonesia berpenduduk 200 juta jiwa lebih, bisa jauh lebih banyak produksi bukunya. Namun sayangnya seperti itulah realitasnya.

Patut kita akui, kondisi perbukuan negeri ini masih jauh tertinggal dari negara-negara lain. Dan hal itu, terlepas dari faktor daya beli, menurut saya justru persoalan utamanya terletak pada sangat sedikitnya jumlah penulis. Karena sebaik apapun kondisi pasar, bila tak ada yang menulis, maka buku atau jenis tulisan apapun tak pernah tercipta.

Tak ada angka pasti berapa sebetulnya jumlah penulis di negeri ini. Akan tetapi bila merujuk dari jumlah buku yang diterbitkan, anggaplah kita punya seribu penulis yang setiap tahunnya melahirkan satu buku. (Ingat dari 10 ribu judul, 90 persennya merupakan karya terjemahan).
Tapi sebegitu sedikitkah? Baiklah. Kita naikkan saja jadi dua kali lipatnya menjadi dua ribu penulis. Namun, sekali lagi, bila dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ratusan juta, alamak…lagi-lagi kita harus mengelus dada.

Itu baru dari soal jumlah penulis. Belum bicara mengenai kualitas penulis. Boleh saja kita berbangga punya Habiburrahman El-Shirazy dengan Ayat-Ayat Cinta-nya. Atau Andrea Hirata—yang saat pertama kali dengar namanya saya kira bukan orang Indonesia—lewat tetralogi Laskar Pelangi. Atau mungkin juga Tung Desem Waringin—yang mungkin lebih pas kalau disebut sebagai pakar marketing daripada penulis—dengan Marketing Revolution.

Tapi mana pernah ada karya tulis bangsa ini yang mampu berbicara di tingkat dunia? Meraih Nobel Sastra misalnya. Mungkin anda bisa bilang Almarhum Pramudya Ananta Toer yang karya-karyanya diterjemahkan ke berbagai bahasa. Tetapi, beliau pun hanya “cukup” sampai dinominasikan saja. Dan setelahnya, saya rasa belum ada yang bisa mendekati kaliber beliau.

Daripada susah-susah membicarakan soal kualitas, hal pertama yang perlu ditangani menurut saya adalah pada peningkatan jumlah penulis. Karena begitu jumlah penulis meningkat, maka tingkat kompetisipun meningkat. Harapan akhirnya, mutu atawa kualitas penulis turut meningkat.

Menurut saya, salah satu jalan yang bisa meningkatkannya, selain lewat berbagai kompetisi penulisan maupun peningkatan jumlah penerbit, adalah lewat sekolah. Karena sekolah dalam berbagai tingkatannya keberadaaanya menjangkau sampai seluruh pelosok Nusantara. Usul saya, sekolah bisa dijadikan sebagai tempat penyemaian penulis muda. Terlebih memang, sekolah sumber “peradaban”-nya berasal dari tulisan. Maksudnya, sekolah tak bisa dilepaskan dari dunia tulisan

Kondisi saat ini, sekolah mungkin lebih disibukkan dengan urusan pembelajaran dan kelulusan siswa-siswinya. Sehingga hal-hal yang mungkin tak terkait langsung dengan kedua hal tersebut, relatif dikesampingkan. Hal yang wajar memang.

Namun bila kita ingin mengubah kondisi buruk di atas, sekolah bisa dijadikan sebagai salah satu penggeraknya. Karena dengan sebaran yang luas, serta jumlah anak didik yang sangat besar, secara cepat jumlah penulis bisa ditingkatkan dnegan signifikan.

Konkretnya? Bisa dengan optimalisasi media siswa, entah majalah dinding, media cetak, atau blog. Memang benar, sejauh ini sebagian sekolah mungkin sudah memiliki medianya. Namun, saya rasa belum optimal. Faktornya bisa bermacam-macam. Seperti proses pembuatan media yang asal-asalan, kurangnya dukungan sekolah, dan sebagainya. Satu jalan yang saya kira bisa memecahkannya adalah dengan menciptakan hubungan antara penerbit dengan media sekolah. Jelasnya, penerbit dan sekolah bekerjasama untuk mendidik serta menerbitkan karya siswa.

Para siswa dididik dengan pelajaran penulisan. Serta iming-iming diterbitkannya karya mereka yang tentunya sesuai standar yang telah ditetapkan. Dengan begitu, minat menulis pasti meningkat. Otomatis, jumlah penulis negeri ini pun turut terdongkrak. Lainnya? Dengan melakukan hal yang sama kepada para guru. Saya yakin, bila ini dilakukan secara benar dan berkelanjutan, muaranya bukan saja kepada meningkatnya volume buku, tapi peningkatan daya saing bangsa ini.

Mau tak mau upaya peningkatan kuantitas dan kualitas kepenulisan negeri ini harus lebih ditingkatkan. Sebab dari situlah kemajuan dan peradaban suatu bangsa dibangun. Lewat pena, kita bisa bangkit dan berjaya. Saya yakin itu…

Read more...

Juni 06, 2008

1..2..3..4..5 Jadilah Tulisan

Menulis itu sungguh gampang. Kalo anda masih tak percaya, silakan simak dan praktekkan proses penulisan di bawah ini. Dijamin dengan mudah anda bisa menulis efektif dan cepat.

Pedoman ini bisa digunakan untuk penulisan fiksi maupun non-fiksi. kalau ingin lebih mendalami penulisan artikel opini, baca juga 7 Jurus kilat Menulis artikel opini.

  1. Tentukan tema atau topik tulisan. Dengan menentukan terlebih dahulu apa yang akan anda tulis, anda jadi punya panduan. Kalau tidak,biasanya ketika mulai akan menulis anda jadi terbentur dengan kebingungan apa yang akan ditulis. "Saya nulis apa ya?" begitu biasanya yang terlontar. Nah biar tidak bingung, anda tentukan dulu apa yang mau ditulis. dan sebaiknya tentang hal yang anda kuasai. Kalau anda suka musik, tulislah tentang musik. kalau suka hiking, buatlah tulisan penjelajahan anda selama ini. Gampang kan?
  2. Buat riset kecil-kecilan. Biar anda lebih siap saat menulis, anda tentu perlu lebih tahu tentang segala hal yang terkait dengan apa yang akan ditulis. Untk itu, sangat baik kalau anda lakukan riset kecil-kecilan. jangan takut dulu mendengar kata riset? jangan bayangkan kepala-kepala botak para profesor yang suka melakukan riset. Kepala anda tak perlu ikut botak untuk melakukan riset sederhana ini. anda cukup membaca apa saja yang terkait dengan "calon" tulisan anda. serta jangan lupa mencatat bahan yang anda perlukan. Kliping juga sangat baik dilakukan. Letakkan data-data itu dalam satu tempat, agar lebih mudah saat mencarinya.
  3. Susun kerangka atau outline. Langkah ini sangat baik dilakukan terutama oleh penulis pemula. Sehingga sejak awal anda sudah punya "rel" penulisan yang akan dilewati. Tujuannya agar alur tulisan anda enak disimak dan tidak mbulet. Outline/kerangka berisi garis besar tulisan anda. Misal, kalau anda berniat bikin buku, outline bisa untuk setiap bab. Dan dalam setiap bab terdapat rincian apa saja yang akan ditulis.
  4. Langsung tulis. Tak perlu tunggu mood atau ilham, langsung tulis saja. Inilah saatnya anda beraksi. Tulislah berdasar outline yang sudah dibuat. namun bila saat penulisan, anda rasa ada outline yang perlu diubah, jangan ragu melakukannya. Tak perlu terlalu kaku dengan outline yang anda buat. yang penting tulisan anda mudah disimak pembaca dan tidak membingungkan.Kalau yang anda tulis cukup panjang, misal buku, baik pula anda atur jadwal harian serta tetapkan target penyelesaian. Dengan begitu, ada deadline yang akan memacu anda untuk merampungkan tulisan.
  5. Review tulisan Anda. Setelah selesai menulis, tak perlu terburu-buru mengirimkannya ke media massa atau penerbit. Baca lagi tulisan anda. Lakukan perbaikan bila dirasa perlu, baik segibahasa maupun struktur penulisan. Namun jangan pula terlalu lama. Cukup maksimal tiga kali pembacaan ulang. Dan selanjutnya langsung kirim saja. Dan tinggal anda pantau hasilnya.

Lima langkah di atas akan sangat membantu anda saat mengalami proses penulisan. Praktikkan segera dan anda akan menikmati dan menyadari kalau menulis itu gampang banget!

Read more...

Mei 19, 2008

Writing is not easy, but very easy!

Writing is not a difficult activity at all, just like what the title said it is very easy!

Do you think that I am a fucking liar? Oh no, I tell you the real thing. There is no difficulty in writing. Writing is the same with conversation. Writing is the habitual activity only. So, Im so sure that everyone can do it.

What’s wrong with me? I can't write!

Oh no, what you said is not true, even (I'm sorry) you are liar. Could I ask you why you think that writing is so complicated for you, while you learnt to write from the elementary school?

If you answer:
  1. "The proven fact is that I never write. And I have no published article.."
  2. "I try to write again and again. But I feel there is something that blocked my brain, don't know what to write."
  3. "I have so many ideas. But my hand can't move pouring the word one by one on a piece of paper."

All of the reasons above, I guess, are the mostly people’s problem. But, one more time, it can't change my conviction that WRITING IS VERY EASY. Because I believe that everyone (include you, don’t you?) is blessed by this basic competence. Talking and writing are gifts from the God given to everybody. No except for YOU!

If you still keep the reasons above, I suggest throwing them away from your mind. Because it makes no move on your finger, your brain be blocked, and makes no grow on your confidence.
After throwing the reason away, so just move your finger and your hand. Write what you think or feel. Pour them all in to an article. It can be about your annoyance of the traffic jam or something wrong that happened in your daily life, left by your girlfriend/ boyfriend may be.
Pour it all to be an article. Move your finger as quickly as possible. Let it dance on the paper or on your computer's keyboard. Don’t only turn your head to left or right. Neglect anything around you. What you need is the show time for writing.

I believe, if you practice all those tips, writing will become very very very very easy!

Read more...

Mei 03, 2008

Menulis Itu Tidak Gampang, Tapi Gampang Banget!

Seperti kata judul di atas, menulis memang bukan aktivitas yang sukar, tapi bahkan gampang banget!

Anda pasti mengira saya mengada-ada. Tapi kenyatannya memang begitu. Tak ada yang sukar dalam menulis. Seperti halnya bercakap-cakap, menulis juga aktivitas keseharian yang sudah biasa kita lakukan. Dan karena itu anda semua pasti semua bisa melakukannya.

Tapi kok saya belum bisa?

Kalau ini yang terlontar, saya berani katakan kalau anda mengada-ada, bahkan (maaf) anda tengah membual. Boleh saya tanya apa yang membuat anda berpikir menulis sukar, sementara sejak kecil anda sudah diajarkan tulis-menulis.

Kalau anda jawab begini misalnya.
  1. "Buktinya saya tidak pernah menulis. Dan tidak ada tulisan saya yang dipublikasikan."
  2. "Saya sudah mencoba berkali-kali. Tapi otak saya serasa mampet tak tahu apa yang harus ditulis."
  3. "Saya punya banyak ide. Tapi tangan saya tak mampu bergerak untuk menuangkannya dalam kata per kata"
Semua alasan di atas saya kira banyak menimpa orang-orang seperti anda. Tapi sekali lagi itu tak akan mengubah pendrian saya bahwa MENULIS ITU GAMPANG BANGET. Karena saya yakin setiap manusia (termasuk anda juga kan?) sudah dikarunia kemampuan dasar ini.
Bercakap-cakap dan menulis adalah anugerah yang sudah diberkan Tuhan kepada setiap manusia. Termasuk ANDA tentunya!

Dan kalau anda masih menyimpan alasan-alasan di atas, saran saya segera buang jauh-jauh dari dalam diri anda. Karena alasan-alasan itulah yang selama ini membuat jari-jari anda kaku, otak anda tak bergerak, dan membuat kepercayaan diri anda tak tumbuh.

Setelah hambatan tadi anda singkirkan, selanjutnya anda tinggal gerakkan jari anda. Ketik atau tulis apa yang tengah anda pikirkan atau rasakan. Tuangkan semuanya dalam bentuk tulisan. Bisa tentang kemangkelan anda karena kemacetan yang semakin menjadi-jadi atau mungkin persoalan pribadi seperti baru saja ditinggal sang kekasih.

Tuangkan semuanya dalam bentuk tulisan. Segera gerakkan jari-jari anda. Biarkan ia menari di atas kertas atau di atas tut-tuts keyboard komputer. Tak usah toleh kanan-kiri. Abaikan sekitar anda. Yang anda lakukan saat ini hanya menulis.

Percayalah bila langkah ini anda lakukan, menulis sungguh gampang banget!

Read more...

April 27, 2008

7 Quick Steps to Write An opinion Article

Opinion article which is written in mass media should have some characteristics:

  1. Be Actual: warm, the topic or the theme is popular among people.
  2. Systematic: just choose the proper data for supporting your problems. Write it chronologically.
  3. Significant : has an impact for people.
  4. Be original: has a new idea. The fresh one is required.
  5. Language : write it in the popular-scientific style, briefly, densely, easy reading, and easy for understanding.

Making an interesting opinion article is not too hard as you think. Just try these steps below:


  1. Choose the theme. Firstly, you must have to make a plan what you want to write about. Choose one single theme. It is up to you. You may write about the environment issue, politics, economy, or some other issues. But, it is better if you choose the theme that you master and understand well.
  2. Sharpen your theme. You have to concern with your theme. You need to tight your discussion become a specific one. For instant, you want to write educational issue, that is “The destiny of victim students of Yogya earthquake”. Or you need to write about “The controversial national examination”. Yeah, just choose a single angle of writing.
    After that, reconsider what you will write. Surely, in writing process you have to pay attention to the characteristics of the opinion article above. Are you still with me? Ok… we continue to the next step.
  3. Fishing the ideas. How to fish the ideas? There are many ways to solve this problem. And the easiest one is by bombarding the chosen theme with the questions as ammunitions. The questions may be what, when, where, why, who, how. I suggest you to write these questions in a piece of paper or just type them directly on your computer. You can add facts and theories related to your theme to support your opinion. In order to make your writing become a smooth article, just write all what you want to write. Make your words flow slowly and tenderly.
  4. Grouping the idea. Then, make your ideas, facts, or information in group. You may have four, five, or more group. This grouping is made based on the similar idea.
  5. Additional information. Do you need to add new information? Check it out. Consider whether you need new information for each group or not.
  6. Well organized. After that, you must consider well, which group that is suitable for opening, the best for content, and the most appropriate for closing one.
  7. Just write it. If you have made up an outline, you just need to write from the beginning to the ending point. Explore each single idea that you found. Grow it. Sharpen it. You need to keep the connection between your paragraphs. But you do not need to be stock-still on the outline. When the process of writing is in going and you need to add or reduce something, it is ok. You can make it. The most important thing is stay focus with the chosen angle.

And finally… let’s start writing.

Read more...

April 23, 2008

7 Langkah Cepat Menulis Artikel

Artikel di media massa itu setidaknya harus:

  1. Aktual: hangat, sedang ramai diomongkan khalayak.
  2. Sistematis: runtut, pemilihan data dan masalah tepat,
  3. Signifikan: berefek terhadap pembaca
  4. Orisinal: ada ide segar
  5. Bahasa: ilmiah popular, ringkas, padat, enak dibaca, dan mudah dipahami.
Membuat artikel yang menarik tidak sulit. Langkah-langkah berikut bisa dicoba:
  1. Pilih Tema. Awalnya, tentu harus memiliki rencana artikel yang akan ditulis. Pilih satu tema. Bebas. Bisa tentang lingkungan, politik, ekonomi, atau yang lain. Lebih baik jika sesuai dengan bidang keilmuan yang dipahami.
  2. Sempitkan Tema. Kajilah tema yang sudah dipilih. Sempitkan pembahasan sehingga menjadi spesifik. Misalnya,berniat menulis bidang pendidikan. “Nasib pendidikan siswa korban gempa Yogya” dapat dijadikan pilihan. Juga bisa mengenai “Kontroversi Ujian Nasional”. Pilih angle (sudut pandang) penulisan. Pertimbangkan kembali yang akan ditulis. Tentunya, dengan mengacu ciri-ciri artikel di atas. Nah, jika oke, kita masuki deh tahap berikutnya.
  3. Mengail ide. Bagaimana mengail ide? Ada banyak cara. Cara paling mudah barangkali dengan membombardirtema yang sudah kita pilih dengan peluru-peluru pertanyaan (what, when, where, why, who,how). Agar tak mengawang-awang, tulislah. Bisa pada selembar kertas atau langsung pada layar komputer. Bisa juga ditambahkan fakta dan teori-teori. Tulislah semuanya terlebih dahulu.Biarkan mengalir.
  4. Kelompokkan. Kemudian, kelompokkan ide-ide, fakta, atau informasi yang sudah diperoleh ke dalam empat atau lima kelompok, atau lebih. Pengelompokkannya berdasarkan kesamaan tiap ide.
  5. Informasi Tambahan. Setelah mengelompok, ceklah. Pertimbangkan apakah diperlukan ide atau informasi tambahanbagi masing-masing kelompok ide.
  6. Urutkan. Selanjutnya, pertimbangkan kelompok mana yang layak ditempatkan di bagian pembuka, pembahasan, dan penutup.
  7. Tulislah. Ya, sesuai dengan outline yang sudah di-bikin, mulailah menulis sampai akhir. Eksplorasi tiap ide. Kembangkan. Pertajam tulisan. Jaga hubungan antar paragraph agar tetap nyambung.Apa harus terpaku dengan outline? Tidak juga. Kalau dalam proses penulisan, dirasa ada yang perlu dikurangi atau ditambahi, itu tidak jadi soal. Yang penting, tetaplah fokus dengan angle yang sudah dipilih.
Akhirnya, ya selamat mencoba!

Read more...

April 16, 2008

Writiiiiiiiiiinnnnnnggggg…

Here is the blog that will tell you all about writing world. Yeah, whatever you need about writing process! Here we will discuss it totally, deeply and comprehensively. You will get the newest information, the accurate writing tips, and the creative process of the greatest writers in the world. You also will find what they did for jacking up their productivity on writing.

You may find at least one new posting every week in the unique writing style. You will like it absolutely! It is easy to understand, applicable, and there will be no wrinkle of your forehead.

I’m waiting for your opinion for the development of this blog. And I need your attention for the sake of the progress of this country’s writing atmosphere.


Warm regards,


Ide

Read more...

April 09, 2008

Menuliiiiiiiissssssssssss…

Inilah blog yang akan membincangkan dunia kepenulisan. Apapun! Selama berkait dengan dunia kepenulisan pasti akan dibahas tuntas di sini. Anda akan dapat info-info terbaru, resep-resep jitu menulis, cara penulis hebat melewati proses kepenulisannya, dan apa saja yang mereka lakukan untuk mendongkrak produktivitas menulis.

Sedikitnya satu posting baru anda akan temukan setiap minggu. Dengan gaya penulisan yang khas, dijamin anda pasti suka. Tidak membuat kening berkerut, mudah dicerna, dan mudah dipraktekkan.

Saya tunggu sumbang saran saya untuk kemajuan blog ini serta kemajuan dunia kepenulisan negeri ini.

Salam hangat

Ide

Read more...
Web Hosting