Agustus 20, 2008

Menuliskan Zivanna

Zivanna adalah keindahan yang tak terkira. Wajah cantik. Rambut lembut hitam terurai bak selendang sutra. Pipi montok. Dan…

Sedikit gambaran ini saja saya kira sudah cukup untuk membuat kaum Adam mulai membayangkanmu.

Tapi memang sungguh salut pada bidadari bernama Zivanna Letisha Siregar ini. Pantas pula kalau 15 Agustus lalu, kamu terpilih jadi Puteri Indonesia 2008. Menggantikan Putri Raemawasti.

Tapi kamu bukan perempuan kemarin sore di jagat miss-missan. Tahun 2006, kamu Juara I Elite Model Look 2006. Duta SMA se-Indonesia dalam diskusi internasional di Singapura pernah pula kamu rasakan pada 2005. Lalu kurang apa?

Oh Zivanna… Zivanna…

Sebagai mahasiswa, kamu baru semester 3 di Ekonomi Universitas Indonesia. 16 Februari tahun depan baru umur 20. Soal hobi nggak ada yang aneh. Standar. Dari membaca, nge-gym, menyanyi, browsing internet, menonton film, bermain piano, traveling

Muda, cantik, cerdas, memikat, nggak neko-neko. Apa lagi yang kurang?

Oh Zizi… Zizi… begitu kata orang nama panggilanmu.

Zizi adalah keindahan yang tak terkira. Wajah cantik. Rambut lembut hitam terurai bak selendang sutra. Pipi montok. Dan…

Read more...

Agustus 16, 2008

Menulislah Sekarang!

Waktu tak bisa dibeli. Ia selalu mengalir tanpa bisa dicegah, dihalang-halangi, apalagi ditilang. Waktu selalu maju, tak pernah berhenti sedetikpun.

Seperti aliran air sungai, waktu selalu mengalir. Bergerak tanpa pernah bisa dihentikan. Meski sampah-sampah menghalangi, atau pendangkalan sungai mencoba membelenggu ke-"progresifan"-nya, tapi tak akan pernah bisa. Yang terjadi, justru ia memberontak. Dan akibatnya waktu "membanjir" tak terkendalikan. Membuat anda terbenam.

Menulislah sekarang. Jangan tunda. Biar karya anda lekas selesai. Dan anda tak diolok-olok oleh waktu sebagai penulis yang keterlaluan. Tak berkawan dengan waktu. Suka menghambur-hamburkan waktu.

Read more...

Agustus 11, 2008

Solzhenitsyn, Sastrawan yang Menulis di Tengah Teror

Innalillahi wa inna ilayhi rajiun! Alexander Solzhenitsyn, peraih Nobel Kesusastraan 1970, meninggal dunia akibat serangan jantung pada usia 89 tahun di Moskow pada minggu malam (3 Agustus) pukul 11.45 waktu setempat atau Senin dini hari pukul 02:45 WIB. Solzhenitsyn memenangi Hadiah Nobel Kesusatraan pada 1970 setelah menulis pengalaman mengerikan dalam kamp kerja paksa Sovyet, tempat dia pernah mendekam selama delapan tahun dari 1945.

Karya fenomenalnya "The Gulag Archipelago" pada 1973 melukiskan tahun-tahun penuh teror di bawah pemerintahan diktator Joseph Stalin. Dalam karyanya ini menggunakan ribuan detail dan kasus-kasus individual. Ia diasingkan dari Uni Sovyet pada 13 Februari 1974. Dan baru kembali ke Rusia pada 1994.

Siapa Solzhenitsyn? Solzhenitsyn lahir di Kislovodsk, 11 Desember 1918. Ia lahir tanpa ayah. Ayahnya meninggal enam bulan sebelum ia lahir akibat kekejaman perang. Perang Dunia yang bergolak pada 1914 memaksa ayahnya menjadi pasukan artileri. Dalam sebuah peperangan ayahnya tewas pada sebuah musim panas 1918.

Selanjutnya, Solzhenitsyn dibesarkan oleh ibunya yang bekerja sebagai tukang tulis tangan di Rostov, kota dimana Sholzhenitsyn
menghabiskan masa kecilnya. Dan mulai tahun 1930-an ia mulai mencoba mempublikasikan tulisannya. Sayangnya, usahanya belum berhasil. Tak ada yang sudi menerbitkan karyanya.

Sejak kecil ia memang bercita-cita menjadi penulis. Karena itu pula, selepas SMA, ia berniat melanjutkan studinya di bidang kesusastraan. Tapi di Rostov, tempatnya tinggal, studi tersebut tidak tersedia. Adanya di Moskow. Namun ia enggan meninggalkan ibunya yang mulai sakit-sakitan seorang diri. Alasan lain karena kondisi ekonominya yang pas-pasan.

Oleh sebab itu, ia kemudian kuliah di Jurusan Matematika Universitas Rostov. Ternyata pilihannya tak salah. Ia memang sangat berbakat
dalam soal "hitung-hitungan". Meski begitu, ia tak ingin mencurahkan hidupnya dalam dunia angka. Akan tetapi, justru berkat kemampuan
matematikanya itu, nyawanya kerap terselamatkan. Baik saat di kamp maupun saat pengasingan.

Impiannya menempuh studi sastra akhirnya juga menjadi kenyaatan. Dari 1939 sampai 1941, sambil belajar Matematika di Rostov, ia juga
menempuh studi sastra di Institute Sejarah, Filsafat, dan Sastra di Moskow.

Tahun 1941, beberapa hari sebelum pecahnya perang, ia lulus dari Jurusan Fisika dan Matematika Universitas Rostov. Lalu di permulaan
perang, ia bekerja sebagai kusir kereta kuda selama musim digin 1941-1942. Berkat kemampuan matematikanya, ia kemudian pindah ke Sekolah Artileri. Lalu keluar pada November 1942. Tak lama kemudian, ia masuk ke perusahaan artileri sampai ia kemudian ditangkap pada Februari 1945 di Prussia Timur. Pada awal 1937, saat masih menyandang predikat siswa tahun pertama, ia pernah menulis esai deskriptif berjudul "The Samsonov Disaster" tentang situasi Prussia Timur tahun 1914.

Solzhenitsyn ditangkap karena tulisannya kepada teman sekolahnya yang berisi kritik terhadapa Stalin. Ia menjalani masa hukumannya di beberapa kamp. Pada 1946, sebagai seorang matematikawan, ia dipindahkan ke kelompok riset sains dari MVD-MOB (Ministry of Internal Affairs, Ministry of State Security). Namun dengan tetap berstatus narapidana. Pada 1950. dia dikirm ke kamp yang khusus dihuni para tahanan politik. Di sana ia menjadi buruh tambang, tukang batu, dan buruh pengecoran logam.

Selama masa pembuangannya, ia juga sempat mengajar matematika dan fisika di sekolah dasar. Dan tentunya tetap melakukan aktivitas menulis, meski secara diam-diam.

Read more...

Agustus 02, 2008

Hemingway’s Writing Way

Mari saya tunjukkan bagaimana cara Ernest Hemingway menulis. Anda siap?

1. Gunakan kalimat singkat.
Gaya menulis Hemingway minimalis. Singkat, padat, dan langsung menuju sasaran. Ia bukan tipe penulis yang suka dengan kalimat yang berbunga-bunga. Gayanya ini barangkali dilatarbelakangi profesinya yang sempat menjadi wartawan di Kansas City Star (1917). Tulisan jurnalistik memang bersifat minimalis. Dan mementingkan ekonomi kata.

2. Kalimat pembuka pendek.
Banyak karyanya dimulai dengan kalimat singkat. Kadang tak lebih dari dua kata. Kalimat singkat di awal tulisan berfungsi membetot dan menohok perhatian pembaca.

3. Utamakan kalimat positif.
Kalimat negatif cenderung boros kata. Karena itu ia tak suka memakainya. Alih-alih menuliskan “tidak mahal” misalnya, ia akan lebih memilih memakai kata “murah”.

4. Pakai bahasa yang emosional.
Kalimat yang ditulisnya mengandung unsur emosional. Berasal dari hati atau perasaan. Membuat si pembaca “terhanyut” untuk membacanya sampai titik terakhir.

Simpel kan?

Read more...
Web Hosting